Salahkah aku, jika mencintaimu???
Hari itu di sekolah dasar
kedatangan guru baru, dia mengajar bahasa inggris. Kali pertama aku melihatnya
langsung aku jatuh hati padanya. Mengapa tidak? dia begitu
tampan, tinggi, putih, berwibawa dengan kemeja batiknya & yang paling penting
dia masih single. Sejak saat itu aku mulai belajar dengan rajin dengan harapan
mendapatkan pujian darinya.
Setiap ada ulangan bahasa inggris, aku selalu
mendapatkan nilai terbagus, paling jelekpun pasti 8. Suatu hari aku sengaja
membuat suatu kesalahan dengan harapan mendapatkan perhatian darinya. Tapi tak
kusangka dan tak kukira ternyata kesalahan itulah yang menjauhkan aku darinya.
Aku pun semakin jauh darinya, aku tau aku hanyalah seorang anak kecil yang belum
pantas mengenal yang namanya cinta.
Tapi, perasaan itu semakin hari semakin mendalam dan aku semakin jatuh hati
kepadanya. Seiring dengan berjalannya waktu, tanpa kusedari aku sudah menginjak
kelas 6 SD dan saatnya perpisahan dengan teman - temanku dan juga guru-guruku. Aku
merasa sedih sekali, Aku sangat menyayangi teman-temanku. Akupun sangat
menghormati guruku. Hingga suatu hari aku masuk ke sekolah menengah pertama negeri dan aku mendengar berita perkawinan Guru
Bahasa inggrisku itu. Tersentak hatiku mendengarnya, aku pun menangis, aku
bingung.... aku harus bagimana? aku tak bisa berbuat apa-apa. Air mataku berderai
membasahi pipiku.isak tangisku membuat suasana menjadi bising. Hingga akhirnya
aku pingsan & hening seketika.
Selama aku sekolah diSMPN
aku tak merasa bahagia, bahkan aku
kehilangan semangat hidupku. Semakin hari hidupku bertambah semakin
terpuruk, hingga aku malas masuk sekolah. Ada seorang wali kelasku menegurku dia
memaki - maki aku,” Kau ini kenapa tak masuk sekolah selama 2 minggu huh?! mau jadi
apa kamu?! Beliau membentak – bentak aku hingga aku pun menangis di Kamar ganti
sekolah. Aku hanya bisa menangis & menangis, meratapi hidupku ini.”Kenapa tak
ada orang yang mengerti aku???Dirumah,
ayah dan bundaku selalu bergaduh, ribut masalah uang lah, masalah pribadi
lah, masalah keluargalah ada aja yang diributin, aku rasa tak ada orang yang
menyayangi aku, Ayahku sendiri pun seperti monster yang selalu memukuli ku,. ini
tak boleh, itu tak boleh ... serta beliau selalu membandingkan aku dengan adikku
dengan kata lain ayahku lebih menyayangi adikku daripada aku.hingga akhirnya
aku stress..!!! aku dimasukkan ke sebuah Pondok Pesantren oleh keluargaku
disolo. Dipondok Pesantren itu aku mulai
menata hidupku, sedikit demi sedikit, aku mulai rajin sholat,mengaji hingga aku
dilatih menjadi seorang penceramah hingga akhirnya aku mampu memberikan
motivasi, semangat, serta pengetahuan kepada rekan – rekan ku dan juga adik
kelasku di pondok pesantren tersebut. Aku menjadi seorang pribadi yang lebih
bersemangat walaupun tak sesemangat waktu aku disekolah dasar tapi paling gak
hidupku tak terpuruk lagi, aku mulai mengerti jalan hidup ku ini, kemana aku
harus melangkah, dan apa tujuan hidupku ini.
Namun, Aku gak bisa berbohong lagi dan aku gak
mampu menahannya lagi, Aku sangat mencintaimu, wahai guruku... jika sekiranya
engkau tau, aku sangat mencintaimu lebih dari yang kamu tau... Aku tau aku
hanyalah seorang anak kecil bagimu, tapi
cintaku padamu begitu dalam bahkan aku rela kalau suatu hari nanti aku tak
menikah karna aku menunggumu. Aku akan tetap menunggumu sampai kapanpun itu.Tetapi
sayangnya engkau tak pernah tau bagaimana perasaanku terhadapmu.Wahai
guruku, maafkan muridmu yang telah berani mencintaimu. Tapi, Perasaan itu tak
pernah salah.Perasaan itu lahir dari hati.Engkau tau tak,sayang?sekarang aku
sudah kuliah,asal sayang tau selama ini aku tak pernah mengenal cinta selain
cintamu,karna aku tau aku tak akan mampu
menerima cinta lain. Hati ini dah jadi milik mu sayang...Tuhan,Engkau lah yang
membolak balikkan hati setiap insan,jika sekiranya rasa ini membuat keresahan
&juga tak bermanfaat maka buanglah
jauh-jauh rasa ini dan gantilah dengan sesuatu yang lebih berfaedah. Namun, jika sebaliknya, maka
dekatkan lah dia padaku. Hamba tau, Engkau lah yang mengetahui apa-apa yang tidak
kami ketahui.
No comments:
Post a Comment