May 11, 2015

Pahamilah Bahasa Hati untuk Kehidupan

Pahamilah Bahasa Hati untuk Kehidupan 

Bahasa hati untuk kehidupan

 Cik Tomato's blog - Cinta itu tak memandang tahta dan juga kasta. Jika berbicara mengenai hal yang satu ini, sama saja kita membicarakan tentang hati, perasaan orang lain. Cinta dapat membuat kita kecewa, cinta juga bisa membuat kita termotivasi dalam menjalani hidup ini. Cinta itu bisa juga mengubah sifat serta karakter orang lain. Dahulu, aku tumbuh menjadi seorang anak yang periang, ramah, percaya diri walaupun terkadang aku ini keras kepala. Namun, setelah aku mengenal kamu, aku belajar bersungguh-sungguh demi mendapatkan nilai terbaik dan mendapatkan pujian darimu, dan akhirnya aku berhasil, siapa yang nilainya paling baik diantara murid yang lainnya? Pasti jawabnya aku, aku dan aku. Aku selalu mendapatkan nilai terbaik dikelas waktu itu daripada temanku yang lainnya. Hal ini terjadi karena aku mencintai pelajaran bahasa inggris dan juga orang yang mengajarkannya. Namun, disamping itu, semenjak aku mengenalnya dan berpisah darinya, aku ini kehilangan semangat hidup. Hidupku seperti tak ada artinya lagi. Bahkan aku pernah dimasukkan di pondok pesantren oleh orang tuaku. Ya, aku dimasukkan ke pesantren karena aku tak mempunyai tujuan hidup lagi. Duniaku sepertinya sudah berhenti. Aku merasa akulah makhluk ciptaan Tuhan yang gagal.
Jangan lupa baca artikel ini:
Virus i love you, motivasi buat kehidupan
Sebuah renungan untuk anak Indonesia
Sejak saat itu aku menjadi orang yang sangat pendiam. Bahkan, aku jarang berbicara dengan teman seangkatanku kalau tak ada hal yang perlu didiskusikan. Aku menjadi orang yang pendiam, tertutup, dan menyimpan beribu-ribu dendam. Aku menjadi orang yang mudah tersingung, pemarah. Bahkan ada seorang temanku yang merupakan saingan terberatku. Namanya Umamah Khoirunnisa’. Dia pandai dalam segala hal. Namun, jika dalam pelajaran bahasa inggris dan juga olahraga, aku masih diatasnya.
Di pesantren kami, ada beberapa ekstrakulikuler yang wajib diikuti, salah satunya ialah beladiri tapak suci. Waktu itu, Umamah lah yang memegang matras dan aku menendangnya. Pada kesempatan inilah aku menendang matras tersebut dengan sekuat tenagaku dan Umamah jatuh tersungkur. Setelah semua berakhir, dan balik ke asrama, aku melihat Umamah menangis. Aku tak tau apa gara-gara tendanganku tadi yang membuat dia menangis. Namun, aku merasa bersalah. Dari sinilah aku mulai menyadari bahwa rasa kebencianku terhadap temanku ini memang sudah kelewatan begitu juga dengan rasa cintaku kepada orang yang paling aku sayangi. Bermula dari sinilah aku mulai bisa mengontrol perasaanku.
Aku memang bukanlah orang yang sempurna, namun sebisa mungkin aku akan mencoba menjadi sempurna untuk orang-orang yang berada di sekelilingku. Aku sayang dengan kalian semua, sekarang aku lebih menghargai perasaan dan juga hati orang lain. Aku sangat peka terhadap apa-apa yang terjadi di lingkungan sekitarku. Aku teringat dengan kata-kata seorang ustadzahku yang bernama Lailatul Khazanah, beliau berkata”, Sebenarnya, rasa iba, kasihan terhadap orang lain, dan melakukan segala sesuatu dengan menggunakan hati itu merupakan suatu kelebihan yang orang lain belum tentu memilikinya, Namun, jika kalian tidak menggunakan hati dan juga pikiran kalian untuk melakukan sesuatu, maka hal tersebut akan menjadi suatu kelemahan bagi kamu”.
Bu Laila ini merupakan seorang ibu dan juga ustadzah yang sangat sempurna bagiku. Dari beliau aku banyak belajar tentang arti kehidupan. Beliau ini sangat hebat bahkan beliau dan juga bapak Maksum (abinya bu laila(sekarang sudah almarhum)) bisa mengetahui apa isi hati dan juga apa yang aku batin. Dari dulu aku ceritakan hal ini ke semua teman-temanku, tapi mereka tak ada yang percaya denganku. Aku jadi bingung dan sering berfikir sendiri, kok bisa beliau mengetahui apa yang aku batin dalam hati, karena inilah aku mulai menyadari dan berfikir ternyata keutamaan dan keajaiban itu masih ada untuk orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. Bagi santriwan dan santriwati yang belum sempat mengenal bapak Maksum semasa hidupnya, pasti kalian akan sangat menyesal, Beliau itu sangat penyabar dan subhanallah akhlaqnya, semoga segala amal dan ibadah beliau diterima disisi-Nya, Ameen yaa Robb. Terima kasih bu Laila, bapak Maksum, Anda telah mengajarkan suatu hal yang tak akan pernah aku lupakan. Terima kasih, Pondok Pesantren Islam Modern Terpadu “ Al-Ma’uun, Sroyo (SMK Muh. 5 Karanganyar).

Sumber: http://fatikacun.blogspot.com/2015/05/pahamilah-bahasa-hati-untuk-kehidupan.html

No comments: