Virus Ebola Serta Gejala - Gejalanya
Pada umumnya, banyak orang di
negara kita, Indonesia belum mengetahui apa itu sebenarnya virus ebola serta
bagaimana cara menginfeksi manusia. Berdasarkan dari berita nasional yang telah
saya baca bahwa Virus Ebola merupakan sebuah virus penyakit menular yang mengakibatkan
kematian dalam waktu singkat dan hingga kini belum ditemukannya vaksin obatnya.
Virus ini mewabah di beberapa wilayah Afrika, dan telah mencabut nyawa ribuan
orang. Cara penginfeksian virus ebola ini
adalah dengan masuk ke sel tubuh manusia, lalu bereplikasi.
Virus tersebut menghasilkan sejenis protein bernama Ebolavirus glycoprotein, yang akan menempel di sel dalam pembuluh darah. Hasilnya, permeabilitas pembuluh darah meningkat, dan membuat kebocoran pada sel darah. Ini membuat penderita mengalami shock dan pada akhirnya meninggal.
Virus tersebut menghasilkan sejenis protein bernama Ebolavirus glycoprotein, yang akan menempel di sel dalam pembuluh darah. Hasilnya, permeabilitas pembuluh darah meningkat, dan membuat kebocoran pada sel darah. Ini membuat penderita mengalami shock dan pada akhirnya meninggal.
- Kapan lahirnya virus ebola???
Awal
mula lahirnya virus ebola ini yaitu pada tahun 1976 lalu, seorang pekerja toko
di Nzara, Sudan, tiba-tiba sakit. Lima hari berselang, ia meninggal dunia.
Dengan kematiannya itu, tanpa sadar dunia telah menyaksikan… dampak dari virus
Ebola kali pertama yang menakutkan, tepatnya pada tanggal 27 Juni 1976. Virus
ini kemudian menjadi wabah di seluruh wilayah tersebut.
- Apa saja gejala – gejala ebola itu???
Perlu
khalayak ramai ketahui bahwa gejala – gejala dari Ebola hemorrhagic fever (EHV) biasanya dimulai empat hingga 15
hari sesudah seseorang terinfeksi. Rata-rata gejala yang dialami berupa sakit
seperti flu, demam tinggi, dan nyeri. Semua gejala di atas biasanya diikuti
dengan diare, muntah, serta kemunculan ruam di seluruh tubuh. Lalu dimulailah
gejala menyakitkan seperti keluarnya darah dari semua lubang di tubuh. Dilanjutkan
dengan rusaknya organ-organ internal si penderita. Masuk hari ketujuh hingga
kesepuluh, muncul rasa kelelahan, dehidrasi, dan shock. Kurang lebih beginilah
Dokter yang merawat para korban ebola ini sadar, ternyata penyebaran virus ini terjadi ketika ada kontak yang cukup dekat. Sebagai contoh, di Rumah Sakit Maridi, Sudan, 33 dari 61 suster yang merawat pasien penderita Ebola, akhirnya ikut tewas karena virus tersebut. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa virus ebola memiliki angka kematian sebesar 90 persen. Umumnya berkembang di desa-desa terpencil di Afrika Tengah dan Barat.
Diyakini, virus berasal dari hewan liar yang menularkannya ke manusia hingga akhirnya mematikan bagi populasi manusia. Baru dugaan, hewan yang dianggap sebagai inang alaminya adalah kelelawar buah dari famili Pteropodidae. Hingga sekarang, belum ada vaksin penyembuh bagi mereka yang terinfeksi. Untuk menghindar dari penularan virus tersebut, maka yang harus dilakukan adalah tidak kontak langsung dengan penderita. Pihak medis biasanya memakai baju khusus yang mirip baju astronot untuk menutupi seluruh tubuh mereka. Pasien juga akan diisolasi dalam sebuah kamar khusus, untuk meminimalisir penyebaran virus. Apapun yang digunakan pasien maka itu tak boleh dipakai oleh orang lain yang sehat.
Dokter yang merawat para korban ebola ini sadar, ternyata penyebaran virus ini terjadi ketika ada kontak yang cukup dekat. Sebagai contoh, di Rumah Sakit Maridi, Sudan, 33 dari 61 suster yang merawat pasien penderita Ebola, akhirnya ikut tewas karena virus tersebut. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa virus ebola memiliki angka kematian sebesar 90 persen. Umumnya berkembang di desa-desa terpencil di Afrika Tengah dan Barat.
Diyakini, virus berasal dari hewan liar yang menularkannya ke manusia hingga akhirnya mematikan bagi populasi manusia. Baru dugaan, hewan yang dianggap sebagai inang alaminya adalah kelelawar buah dari famili Pteropodidae. Hingga sekarang, belum ada vaksin penyembuh bagi mereka yang terinfeksi. Untuk menghindar dari penularan virus tersebut, maka yang harus dilakukan adalah tidak kontak langsung dengan penderita. Pihak medis biasanya memakai baju khusus yang mirip baju astronot untuk menutupi seluruh tubuh mereka. Pasien juga akan diisolasi dalam sebuah kamar khusus, untuk meminimalisir penyebaran virus. Apapun yang digunakan pasien maka itu tak boleh dipakai oleh orang lain yang sehat.
Sumber iberita.com
No comments:
Post a Comment