Makalah
Interpersonal Skill
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan
YME,karena dengan limpahan rahmat serta inayah-Nya,saya dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul”Pengaruh budaya luar terhadap nilai komunikasi” yang
merupakan tugas dari Bapak Eko Raharjo selaku Dosen mata kuliah Intrapersonal
skill.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung suksesnya pembuatan makalah ini,diantaranya;
1. Bapak Eko Raharjo
2. Ibu Siti Munirotun
3. Orang tua kami
4. Rekan-rekan TI_S1 A2 STMIK Sinar Nusantara
Saya menyadari bahwa makalah saya ini
masih jauh dari kata kesempurnaan,untuk itu saya meminta kritik serta sarannya
yang membangun dari semua pihak demi kesempurnan tugas selanjutnya.Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Mei,2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tidaklah asing bagi kita sebagai warga
Negara Indonesia dengan adanya perbedaan budaya di kalangan masyarakat
kita,karena mengingat begitu luasnya wilayah Indonesia.Hal ini patutlah membuat
kita sebagai warga Negara Indonesia menjadi bangga akan kekayaan kebudayaan
kita.Tetapi tanpa kita sadari kita sering mengabaikan faktor budaya dalam
berkomunikasi dengan masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda dengan
kita.Oleh karena itulah makalah yang berjudul”Pengaruh budaya luar terhadap
nilai komunikasi”ini kami buat semoga dapat menambah wawasan kita dalam
berkomunikasi dengan masyarakat yang berbeda budaya dengan kita.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa
pengertian komunikasi dan budaya?
1.2.2 Apa
pengaruh faktor budaya dalam berkomunikasi?
1.2.3 Apa
peran faktor dalam berkomunikasi?
1.2.4 Bagaimana memberdayakan faktor budaya
untuk keefektifan komunikasi?
1.2.5 Apa
implikasi faktor budaya dalam berkomunikasi bagi Interpesonal skill?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
1.3.1 Mengetahui pengertian komunikasi dan budaya.
1.3.2 Mengetahui pengaruh faktor budaya dalam berkomunikasi.
1.3.3 Mengetahui
peran faktor budaya dalam berkomunikasi.
1.3.4 Mengetahui bagaimana memberdayakan faktor budaya untuk keefektifan
berkomunikasi.
1.3.5 Mengetahui implikasi faktor budaya dalam berkomunikasi bagi
Interpersonal skill.
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BUDAYA DAN
KOMUNIKASI
Untuk dapat mengetahui kaitan budaya dalam
berkomunikasi didalam pembahasan ini terlebih dahulu akan kami uraikan definisi
dari budaya dan komunikasi.
1.1.1 Pengertian
Budaya
Menurut Koentjoroningrat,budaya adalah
“segala hasil daya cipta rasa dan karya manusia yang dijadikan milik diri
seseorang dalam masyarakat dengan cara belajar.(Koentjoroningrat 1988)
kebudayaan diartikan sebagai wujudnya,yaitu mencakup keseluruhan dari
gagasan,kelakuan dan hasil-hasil kelakuan.Kata budaya dipergunakan dalam
berbagai pembahasan dan ini dikarenakan luasnya aspek kehidupan yang
disentuh.Murdock(1978)mendeskripsikan budaya dalam tujuh puluh sembilan ragam
aspek kehidupan,yang oleh Barry(1980)dikategorikan ulang hingga dapat teringkas
menjadi delapan aktivitas kehidupan .Kedelapan kategori tersebut adalah;
1. Karakteristik umum
2. Makanan dan pakaian
3. Rumah dan teknologi
4. Ekonomi dan transportasi
5. Aktivitas individual dan keluarga
6. Komunitas dan pemerintahan
7. Kesejahteraan,religi,dan ilmu pengetahuan
8. Seks dan lingkungan kehidupan
Daftar kategori diatas secara jelas
menunjukkan betapa kompleksnya budaya sebagai sebuah konsep.Budaya menyentuh
semua aspek kehidupan.
2.1.2 Pengertian
Komunikasi
Komunikasi merupakan pusat dari seluruh
sikap,perilaku dan tindakan yang trampil dari manusia(communication involves
both attides and skills).Manusia tidak bisa dikatakan berinteraksi social kalau
tidak berkomunikasi dengan cara melalui pertukaran
informasi,ide-ide,gagasan,maksud,serta emosi yang dinyatakan dalam
symbol-symbol dengan orang lain.
Komunikasi manusia itu dapat dipahami
sebagai interaksi antar pribadi melalui pertukaran symbol-symbol
linguistic,misalnya symbol verbal dan non verbal.Seperti kata
Mehrabian(1972)55% dari komunikasi manusia dinyatakan dalam symbol non
verbal,38% melalui nada suara,dan 7% komunikasi yang efektif dinyatakan melalui
kata-kata.Symbol-symbol itu dinyatakan melalui system yang langsung seperti
tatap muka atau(tulisan,visual,aural).Melalui pertukaran dan
symbol-symbol yang sama dalam menjelaskan informasi,gagasan dan emosi diantara
itulah akan lahir kesamaan nama atas fikiran,perasaan,dan perbuatan.
2.2 PENGARUH FAKTOR BUDAYA DALAM
BERKOMUNIKASI.
Komunikasi pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks social budaya
masyarakat penuturnya karena selain merupakan fenomena social,komunikasi juga
merupakan fenomena budaya sebagai fenomena social.Bahasa merupakan suatu bentuk
perilaku social yang digunakan sebagai sarana komuniasi dengan melibatkan
sekurang-kurangnya dua orang peserta.Oleh karena itu,berbagai faktor social
yang berlaku dalam komunikasi,seperti hubungan peran diantara peserta
komunikasi,tempat komunikasi berlangsung,tujuan komunikasi,situasi
komunikasi,status social,pendidikan,usia,dan jenis kelamin peserta
komuniasi,juga berpengaruh dalam penggunaan bahasa.Sementara itu,sebagai
fenomena budaya,komunikasi selain merupakan salah satu unsur budaya,juga
merupakan sarana untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya masyarakat
penuturnya.Oleh karena itu,mempelajari bahasa Indonesia lebih lagi bagi para
penutur asing,berarti pula mempelajari dan menghayati perilaku dan tata nilai
social budaya yang berlaku dalam masyarakat Indonesia.Kenyataan tersebut
mengisyaratkan bahwa dalam pengajaran komunikasi sudah semestinya pengajar
tidak terjebak pada pengutamaan materi yang berkenaan dengan aspek-aspek
kebebasan semata tanpa melibatkan berbagai aspek social budaya yang melatari
penggunaan bahasa.Dalam hal ini,jika pengajaran bahasa itu hanya dititik
beratkan pada penguasaan aspek-aspek kebahasaan semata.Hasilnya hanya akan
melahirkan siswa yang mampu menguasai materi,tetapi tidak mampu berkomunikasi
dalam situasi yang sebenarnya.Pengajaran bahasa yang demikian tentu tidak dapat
dikatakan berhasil,lebih-lebih jika diukur dengan pendekatan komutatif,Dengan
perkataan lain,kemampuan berkomunikasi secara baik dan benar itu menyaratkan
adanya penguasaan terhadap aspek-aspek kebahasaan dan juga pengetahuan terhadap
aspek-aspek soial budaya yang menjadi konteks penggunaan komunikasi.
2.3 FUNGSI FAKTOR BUDAYA DALAM
BERKOMUNIKASI
2.3.1 Fungsi pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui
komunikasi yang bersumber dari seorang individu,antara lain untuk;
1. Menyatakan identitas social
Dalam komunikasi budaya dapat menunjukkan
beberapa perilaku komunikan yang digunakan untuk menyatakan identitas diri
maupun identitas social.
2. Menyatakan integrasi social
Inti konsep integrasi social adalah
menerima kesatuan dan persatuan antar pribadi dan antar kelompok namun tetap menghargai
perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur.perlu dipahami bahwa salah
satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi
antara komunikator dan komunikan.
3. Menambah pengetahuan
Sering kali komunikasi antar pribadi
maupun antar budaya dapat menambah pengetahuan bersama dan adanya saling
mempelajari kebudayaan masing-masing antara komunikator dan komunikan.
4. Melepaskan diri/jalan keluar
Hal yang sering kita lakukan dalam
berkomunikasi dengan orang lain adalah untuk melepaskan diri atau mencari jalan
keluar atas masalah yang sedang kita hadapi.
2.3.2 Fungsi social
Fungsi social adalah fungsi –fungsi
komunikasi yang bersumber dari faktor budaya yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari interaksi social,diantaranya berfungsi sebagai
berikut;
1.Pengawasan
Praktek berkomunikasi antar budaya di
antara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi.
Dalam setiap proses komunikasi antar budaya fungsi ini bermanfaat untuk
menginformasikan “ perkembangan “ tentang lingkungan .Fungsi ini lebih banyak
dilakukan oleh media massa yang menyebarluaskan secara rutin perkembangan
peristiwa yang terjadi di sekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam
sebuah konteks kebudayaan yang berbeda. Akibatnya adalah kita turut mengawasi
perkembangan sebuah peristiwa dan berusaha mawas diri seandainya peristiwa itu
terjadi pula dalam lingkungan kita.
2. Menjembatani
Dalam proses komunikan antar pribadi,
termasuk komunikasi antar budaya ,maka fungsi komunikasi yang dilakukan antar
dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan diantara
mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang
mereka pertukarkan.,keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah
pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
3. Sosialisasi nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk
mengajarkan dan memperkenalkan nilai nilai kebudayaan suatu masyarakat ke
masyarakat lain . Dalam komunikasi antar budaya seringkali tampil perilaku non
verbal yang kurang dipahami namun yang lebih penting daripadanya adalah
bagaimana kita menangkap nilai yang terkandung dalam gerakan tubuh ,gerakan
imaginer dari tarian tarian tersebut.
4. Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam
proses komunikasi antar budaya . American fun yang sering ditampilkan TVRI
memberikan gambaran tentang bagaimana orang orang sibuk memanfaatkan waktu
luang untuk mengunjungi teater dan menikmati suatu pertunjukan humor. Menonton
Qosidah yang ditampilkan oleh anak anak sebuah pesantren mungkin kurang disukai
oleh mereka yang suka music klasik , namun kalau anda menonton dengan mental
menikmati maka tampilan qosidah tidak mengganggu anda.
2.4 MEMBERDAYAKAN FAKTOR BUDAYA UNTUK
KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI
Berbagai pendapat,seperti yang dikemukakan
oleh Hymes(1971),Canale dan
Swain(1980),Saville-Troike(1982:25),Canale(1990),menyiratkan kebersamaan
pandangan bahwa kompetensi komunikatif tidak hanya mencakup pengetahuan tentang
bahasa,tetapi juga mencakup kemampuan menggunakan bahasa itu sesuai dengan
konteks budayanya.Jadi, kompetensi komunikatif itu tidak hanya berisi
pengetahuan tentang masalah kegramatikaan suatu ujaran, tetapi juga berisi
pengetahuan tentang patut atau tidaknya suatu ujaran itu digunakan menurut
status komunikator dan komunikan, ruang dan waktu pembicaraan, derajat
keformalan, medium yang digunakan, pokok pembicaraan, dan ranah yang melingkupi
situasi pembicaraan itu. kompetensi komunikatif itu tidak hanya berisi
pengetahuan tentang masalah kegramatikaan suatu ujaran, tetapi juga berisi
pengetahuan tentang patut atau tidaknya suatu ujaran itu digunakan menurut
status komunikator dan komunikan, ruang dan waktu pembicaraan, derajat
keformalan, medium yang digunakan, pokok pembicaraan, dan ranah yang melingkupi
situasi pembicaraan itu.
Pandangan tersebut mengisyaratkan bahwa faktor-faktor budaya yang menjadi
konteks penggunaan komunikasi merupakan hal yang perlu diketahui oleh para
komunikator agar mereka dapat berkomunikasi secara baik dan benar dalam situasi
yang sebenarnya.Pemberdayaan faktor budaya dalam komunikasi sangatlah penting untuk keefektifan
komunikasi sehingga komunikator sebaiknya mempelajari aspek aspek budaya yang
menunjang keefektifan komunikasi dengan komunikan,di antaranya sebagai berikut
:
1. Benda-benda budaya (artifact)
2. Gerak-gerik anggota badan (kinesics)
3. Adat-istiadat atau kebiasaankebiasaan yang berlaku di masyarakat
4. Sistem nilai yang berlaku di masyarakat
5. Sistem religi yang dianut masyarakat
6. Mata pencarian penduduk
7. Kesenian
8. Pemanfaatan waktu
9. Cara berdiri, cara duduk, dan cara menghormati orang lain
10. Sopan santun, termasuk penggunaan eufemisme
11. Gotong royong dan tolong-menolong
12. Ramah tamah, tegur sapa, basa-basi
13. Jarak fisik ketika berkomunikasi (proxemics)
14. Kontak pandangan mata ketika berkomunikasi
15. Penyentuhan (kinesthesics)
16. Pujian
17. Hal-hal yang tabu dan pantang
2.5 Pengaruh Faktor Budaya Pada Anak-anak
dan Remaja
2.5.1 Pengaruh Faktor Budaya Pada
Anak Dalam Komunikasi
Pada dasarnya ketika masih anak anak
proses yang paling sering dilakukan adalah kegiatan meniru segala sesuatu yang
dilakukan oleh orang dewasa tidak terkecuali dalam hal berkomunikasi. Pengaruh
faktor budaya dimana orang tua anak tersebut tinggal sangat mempengaruhi
komunikasinya dengan orang lain. Komunikasi pada anak anak akan bisa cepat
efektif apabila sejak kecil anak anak sudah diajari cara berkomunikasi yang
baik oleh orang tuanya. Jadi faktor budaya dalam berkomunikasi yang sangat
mempengaruhi anak anak adalah budaya yang dibawa orang tua serta
dicontohkan,sehingga akan ditiru oleh anak-anak dalam berkomunikasi
2.5.2 Pengaruh Faktor Budaya Pada Remaja
Dalam Komunikasi.
Faktor budaya yang sangat mendominasi
komunikasi remaja adalah faktor budaya pergaulan sehari hari,yaitu budaya
lingkungan budaya dimana seorang remaja itu kerap berinteraksi,baik dengan teman,keluarga,orang yang lebih tua darinya. Kita misalkan saja ada dua remaja
yang berasal dari pulau jawa dan daerah yang sama pula,tetapi cara
berkomunikasi mereka sangatlah sangat bertolak belakang. Si A penuh sopan
santun dengan tutur bahasa yang halus kepada lawan bicaranya,terlebih lagi apa
bila lawan bicaranya lebih tua dari dia. Lain lagi dengan si B yng senantiasa
berkomunikasi dengan nada kasar dan intonasi tinggi serta tingkah laku yang
kurang sopan dan bahkan bisa dikatakan kurang ajar. Setelah dianalisis ternyata
lingkungan pergaualan antara keduanya sangatlah berbeda si A sering bergaul
dengan remaja yang berada dilingkungan yang baik,yang masih perduli akan sopan
santun sedangkan si B bergaul ditempat sangat tidak kondusif(lingkungan yang
kurang sehat)dengan remaja lain yang tidak kalah nakalnya dengan dia.Oleh karena
itulah dapat disimpulkan bahwa faktor budaya yang lebih besar mempengaruhi
komunikasi remaja adalah faktor budaya pergaulannya.
2.6 MANFAAT MEMPELAJARI FAKTOR BUDAYA DALAM KOMUNIKASI BAGI INTERPERSONAL SKILL
Sebagai seorang konselor haruslah siap
jika seandainya dihadapkan dengan konseli yang berasal dari berbagai daerah
yang mungkin daerah asal konseli tersebut asing bagi seorang tersebut. Oleh
karena itu konselor haruslah senantiasa membuka mata akan budaya yang berbeda
dengan budaya dirinya,dan senantiasa mengaktualisasi diri dengan mempelajari
faktor faktor budaya yang dimiliki oleh konselinya. Tujuan dari konselor
mempelajari faktor faktor budaya yang dimiliki konseli antara lain adalah :
1. Agar komunikasi yang kita lakukan dengan konseli berjalan efektif.
2. Agar konselor mudah memberikan layanan
yang dibutuhkan oleh konseli.
3. Agar konselor lebih cepat diterima oleh
konselinya
4. Mudah membangun kepercayaan dari
konseli.
5. Mencegah salah bersikap atau bertutur
kepada konseli yang ditangani.
6. Dapat menimbulkan kesan yang baik untuk
konseli dsb.
BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faktor budaya sangatlah penting dan berpengaruh besar dalam komunikasi.Agar
informasi yang disampaikan komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan
hendaknya sedikit komuniator mengerti latar belakang budaya komunikan.Demikian
juga konselor agar proses konseling dapat berjalan sesuai harapan maka
hendaknya konselor benar-benar mempelajari faktor budaya yang dimiliki
konselinya.Karena inti dari komunikasi adalah adanya kesamaan topic dan
keselarasan persepsi tentang apa yang diinformasikan dari komunikator kepada
komunikan.
3.2 Saran
Makalah yang saya buat ini sesungguhnya masihlah jauh banyak
kekurangan jika dibandingkan dengan materi tentang faktor budaya dalam
komunikasi yang harus kita pelajari bersama. Oleh karena itu saran dari saya
selaku penyusun makalah,bagi siapa saja pembaca yang ingin mengembangkan
makalah saya ini,hendaklah lebih banyak mencari sumber referensi dari berbagai
macam media,baik tulis maupun media cetak demi pencapaian kesempurnaan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H.Abu.1999.Psikologi Sosial.
Jakarta : PT . Rineka Cipta.
Liliweri,Alo.2003,Dasar-Dasar Komunukasi
Antar Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Mustafa, Hasan. 2004. Perspektif dalam
Psikologi Sosial {OnLine}.
Soekanto, Soerjono.1984.Beberapa Teori
Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat.
Jakarta: Penerbit Radar Jaya Ofsett.
No comments:
Post a Comment